Dr Pais mempresentasikan hasil penelitian di sini,di International Liver Congress 2013.
Studi kohort terdiri dari mata pelajaran dengan minimal 2 faktor risiko kardiovaskular,termasuk dislipidemia,hipertensi,diabetes,glukosa puasa tinggi,obesitas,dan merokok. Subyek tidak memiliki kejadian kardiovaskular sebelumnya,tidak ada penyebab yang diketahui dari penyakit hati kronis selain penyakit hati berlemak,dan asupan alkohol adalah 50 g/hari atau kurang.
Dari subyek penelitian 5685,2073 (36,5%) memiliki penyakit hati berlemak.
Sekitar setengah subyek penelitian adalah laki-laki,usia rata-rata adalah 55 tahun,dan rata-rata indeks massa tubuh adalah 26,4 kg/m². Berarti karotid ketebalan intima-media pada USG adalah 0,62 mm,dan 26% memiliki setidaknya 1 plak karotid. Berarti skor resiko Framingham adalah 10,6.
Berarti nilai indeks lemak hati adalah 45. Skor ini dihitung berdasarkan indeks massa tubuh,lingkar pinggang,kadar trigliserida,dan tingkat transferase gamma-glutamil,dan skor 60 atau lebih adalah penanda steatosis hati.
Subyek dengan skor indeks hati berlemak di atas 60 memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor yang lebih rendah,dan tingkat yang lebih tinggi alanin transaminase,aspartat transaminase,dan gamma-glutamil transferase (P <.001 untuk semua). Mereka juga memiliki besar karotid ketebalan intima-media (0,64 vs 0,61 mm,P <.001) dan 10 tahun skor risiko Framingham tinggi (14,7 vs 8,3,P <.001).
Prevalensi plak karotid lebih tinggi pada subyek dengan penyakit hati berlemak daripada mereka yang tidak (29% vs 25%,P <.001).
Interaksi antara lemak nilai indeks hati dan adanya plak karotid itu tergantung usia.
Untuk pebelajaran umur 50 tahun dan lebih tua,prevalensi plak lebih tinggi pada mereka dengan skor indeks hati berlemak di atas 60 dibandingkan pada mereka dengan skor yang lebih rendah (36% vs 32%,P = .01). Untuk pembelajaran yang lebih muda,tidak ada perbedaan yang signifikan (10% vs 12%). Indeks ini secara independen dikaitkan dengan skor risiko Framingham (P <.001).
Pada analisis multivariat,nilai indeks hati berlemak secara independen berkorelasi dengan ketebalan karotid intima-media (P <.001) dan plak karotid (P = .01),independen usia,kadar kolesterol,atau adanya diabetes atau hipertensi.
Better Than Prediktor Risiko Tradisional?
Studi ini menunjukkan bahwa penyakit hati berlemak adalah entitas heterogen memerlukan pendekatan multidisiplin dan strategi skrining dimodifikasi,Dr Pais menyimpulkan.
Adalah indeks perlemakan hati lebih baik daripada prediktor risiko tradisional untuk penyakit jantung koroner?
"Data ini harus digandakan sebelum Anda benar-benar dapat menjawab pertanyaan dengan pasti. Tapi ini persis seperti apa penulis mencoba untuk menunjukkan -. Yang dapat Anda gunakan untuk tes ini dalam praktek sehari-hari Anda,Jean-François Dufour,MD,mengatakan kepada Medscape Medical News. Dr Dufour,yang adalah profesor hepatologi di University of Bern di Swiss,tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Walaupun pasien dengan penyakit hati berlemak non alkohol telah lama diketahui menderita penyakit jantung yang berlebihan," kata Dr Dufour, "tidak jelas apakah ini dimediasi melalui risiko yang lebih tinggi untuk lesi aterosklerotik sebelumnya. Studi ini menunjukkan bahwa penyakit hati berlemak non alkohol merupakan prediktor independen risiko kardiovaskular. "
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَاٰلَمِين
